SD Negeri Giripeni, Menyulam Masa Depan Anak Negeri

Seorang anak perempuan sedang asyik menceritakan cita-citanya di depan layar maya. Anak itu bernama Olive (7 tahun), siswa kelas satu SDN Giripeni. Olive ingin menjadi guru karena dapat membuat orang menjadi pintar. Siswa lainnya ada yang bercerita ingin menjadi bupati, dokter, tentara, dan lain-lain. Satu lagi siswa kelas empat bernama Meiva (10 tahun), dia bercita-cita ingin menjadi dokter karena dapat menyembuhkan orang sakit. Dia bercerita sambil menunjukkan gambar yang dibuatnya, “Ini dokter sedang memeriksa anak yang sakit, kemudian memberi obat agar cepat sembuh.” Meiva berkata bahwa akan giat belajar untuk meraih cita-citanya.

Cerita di atas hanyalah sebagian kecil cita-cita siswa SDN Giripeni dalam Sepuluh Menit Sepekan (SMS Bercita-cita) program Gerakan Ayo Bercita-cita (GAB).  Mengapa SDN Giripeni melaksanakan Gerakan Ayo Bercita-Cita? Sebuah riwayat menyebutkan, “keluhuran cita-cita adalah bagian dari keimanan.” Orang yang mempunyai cita-cita mulia, obsesi tinggi, dan tujuan luhur tentu tidak akan menjerumuskan diri dalam kehinaan dan kemaksiatan. Cita-cita besar ialah tanda kehidupan jiwa, indikasi sukses orang-orang besar. Cita-cita besar adalah pintu kebahagiaan dan kesuksesan. Cita-cita merupakan obat. Obat penghilang kelemahan, kemalasan, kesedihan, dan kenistaan. Cita-cita akan membangun kepribadian seseorang menjadi kokoh, tidak gentar menghadapi masalah, dan tidak takut gagal. Anak yang memiliki cita-cita memiliki potensi lebih untuk dapat meraih kesuksesan. Sebaliknya, anak yang tidak memiliki cita-cita akan berpotensi lebih untuk bermasalah, misalnya terlibat kenakalan remaja. Dunia terus berkembang dengan berbagai teknologi dan mudahnya akses informasi. Apakah anak-anak kita sudah siap menghadapinya? SDN Giripeni telah siap menyulam masa depan anak negeri dengan GAB.

GAB merupakan program kedua dari Dompet Dhuafa Pendidikan (DDP). Selain itu, SDN Giripeni juga tengah mendapatkan program Sekolah Literasi Indonesia (SLI) yang saat ini sudah berjalan lima bulan. Sebagaimana dijelaskan di bagian awal, anak-anak mengungkapkan cita-citanya melalui Sepuluh Menit Sepekan (SMS Bercita-cita). Ada beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam SMS Bercita-Cita. Setiap tahap dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Guru kelas wajib meluangkan waktu 10 menit pada pelajaran terakhir di setiap akhir pekan. Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu guru menumbuhkan kesadaran bercita-cita dengan memberikan beberapa pertanyaan dan bercerita tentang tokoh besar. Misalnya, “Anak-anak, siapa yang punya cita-cita? Apa cita-citamu?” dilanjutkan dengan bercerita tokoh besar seperti misalnya BJ Habibie kecil yang memiliki cita-cita besar membuat pesawat. Di akhir kegiatan, guru meminta anak untuk membawa buku gambar khusus pada akhir pekan berikutnya.

Pertemuan kedua, kegiatan yang dilaksanakan adalah menggambar cita-cita. Guru meminta anak untuk menuliskan “BUKU BERCITA-CITA” pada sampul buku gambar. Selanjutnya meminta anak untuk menggambar cita-citanya pada buku gambar masing-masing. Selanjutnya pada pertemuan ketiga, anak menceritakan cita-citanya dengan gaya bebas sesuai dengan gambar yang sudah dibuat pada pertemuan kedua. Guru menunjuk salah satu anak untuk maju membawa buku cita-citanya. Kemudian meminta anak tersebut untuk menunjukkan gambar cita-citanya pada teman-teman di kelas, dan anak akan menceritakan cita-citanya. Apapun cita-cita yang diceritakan anak, guru harus memberikan apresiasi terhadap anak tersebut. Setelah itu tunjuk anak berikutnya untuk melakukan hal yang sama. Pertemuan selanjutnya mengulangi aktivitas seperti pertemuan ketiga dan pastikan bahwa setiap anak di kelas mendapatkan kesempatan untuk menceritakan cita-citanya.

Di tengah pandemi COVID-19, GAB tetap berjalan secara online. Setiap akhir pekan, anak-anak mengirimkan SMS Bercita-cita melalui foto atau video. Begitu seterusnya, sampai pertemuan ketiga, kemudian diulang lagi dari awal. Kegiatan GAB dikatakan berhasil apabila setiap anak memiliki buku gambar bercita-cita, gambar cita-cita diperbarui setiap tiga bulan, dan rutin dilakukan setiap pekan. Semoga dengan GAB dapat mencegah anak bermasalah, memudahkan anak untuk sukses, dan bisa menyemai generasi hebat.

“Faidza azamta fatawakkal ‘allallah. Berazamlah, lalu bertawakal. Azam adalah kehendak yang sangat kuat. Azam adalah cita-cita. Bercita-cita adalah pengharapan sekarang atas keadaan masa depan. Tidak punya cita-cita atau harapan atas keadaan masa depan akan membuat hidup tidak terarah.” Zaim Uchrowi.

Oleh: Harni Astuti, M.Pd. (Kepala Sekolah SD Negeri Giripeni)